Elpiji Melon Langka Gegara Praktik Pengoplos Gas

1 minute, 0 seconds Read

Sawangan, Depok Post.Online-Kelangkaan elpiji ukuran tiga kg atau biasa disebut melon dipasaran disinyalir karena maraknya praktik pengoplosan ke tabung gas berukuran besar.

Pendiri Beranda Ruang Diskusi, Dar Edi Yoga mengungkapkan, selisih harga yang signifikan antara LPG bersubsidi dan non-subsidi menjadi pemicu utama praktik ilegal tersebut.

“Para pengoplos membeli LPG 3 kg dengan harga sekitar Rp. 18.000 hingga Rp 22.000 per tabung. Kemudian, isinya dipindahkan ke tabung 5,5 kg atau 12 kg, yang dijual jauh lebih mahal,” kata Dar Edi Yoga, Kamis (6/2/2025).

Menurutnya, saat ini harga resmi LPG 5,5 kg sekitar Rp 94.000, sedangkan LPG 12 kg mencapai Rp 194.000. Perbedaan harga yang besar ini membuat praktik pengoplosan menjadi bisnis yang menggiurkan.

Untuk mengatasi masalah ini, Dar Edi Yoga mengusulkan agar pemerintah menurunkan harga Elpiji non-subsidi guna mengurangi kesenjangan harga.

“Jika LPG 5,5 kg dijual seharga Rp60.000 dan LPG 12 kg dikisaran Rp120.000 hingga Rp130.000, maka insentif bagi pengoplos untuk melakukan penyalahgunaan akan berkurang,” ujarnya.

Dikatakannya, kebijakan ini juga akan membantu masyarakat yang selama ini harus membeli Elpiji non-subsidi dengan harga tinggi.

“Selain mencegah kelangkaan, penyesuaian harga ini juga bisa meringankan beban ekonomi masyarakat,” tambah praktisi media peraih Pers Card Number One PWI Pusat.

Pemerintah sendiri tengah mengkaji berbagai langkah untuk memastikan distribusi Elpiji 3 kg tetap tepat sasaran dan mengurangi potensi penyalahgunaan. (akn)

Bagikan berita/artikel ini

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *