Sidang Isbat: 1 Ramadhan 2025 Jatuh pada 1 Maret

author
2 minutes, 19 seconds Read

 

JAKARTA, Depok Post – Pemerintah mengumumkan hasil sidang isbat penentuan awal bulan suci Ramadhan 2025. Berdasarkan sidang isbat, 1 Ramadhan 1446 Hijriah yang ditetapkan pemerintah jatuh pada 1 Maret 2025, dalam jumpa pers di kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Jumat (28/3/2025).

 

“Langsung saja kesimpulan, ditunggu jamaah tarawih, agak sedikit mundur karena tunggu wilayah paling barat Aceh karena kondisi subjektif hilal. Maka itu terpaksa kita tunggu wilayah paling barat Aceh, menggunakan imkanur rukyat, ketinggian hilal. Hilal terlihat dan ternyata ditemukan di temukan di Provinsi Aceh dan sudah disumpah pak hakim, demikian dua orang saksikan dengan pengukuhan oleh hakim agama setempat, diputuskan malam ini, 1 Ramadhan besok, Sabtu 1 Maret 2025,” kata Menteri Agama, Prof Nasaruddin Umar.

 

Sebelumnya, Nasaruddin mengungkapkan kemungkinan pelaksanaan puasa awal Ramadhan 1446 Hijriah antara pemerintah dan Muhammadiyah dapat dilakukan secara bersamaan. Hal ini disampaikan Nasaruddin saat memberikan keterangan di Masjid Istiqlal Jakarta pada Jumat (28/2/2025).

 

Lebih lanjut, Nasaruddin berharap bahwa perayaan Idul Fitri juga dapat dilaksanakan secara bersamaan.

 

“Karena pada waktu diperkirakan itu masih minus. Jadi minus derajatnya dan saya harap dengan demikian teman-teman dari Muhammadiyah dan NU bisa sepakat di situ,” ujarnya. Nasaruddin menekankan bahwa kesepakatan dalam penetapan Ramadhan dan Idul Fitri secara bersamaan akan memberikan dampak positif bagi pelaksanaan ibadah.

 

Kriteria yang akan digunakan Kemenag adalah kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yakni imkanur rukyat. Menurut metode ini, hilal dianggap memenuhi syarat apabila posisinya mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

 

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam, Abu Rokhmad menjelaskan seperti tahun-tahun sebelumnya, sidang ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan ormas Islam, Majelis Ulama Indonesia (MUI), BMKG, ahli falak, serta perwakilan dari DPR dan Mahkamah Agung,” kata Abu dikutip dari laman resmi Kemenag, Jumat (28/2/2025).

 

Menurut Abu, ada tiga rangkaian yang dilakukan dalam sidang isbat. Pertama, pemaparan data posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi. Kedua, verifikasi hasil rukyatul hilal dari berbagai titik pemantauan di Indonesia.

 

“Ketiga, musyawarah dan pengambilan keputusan yang akan diumumkan kepada publik,” jelasnya.

 

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah (Urais Binsyar) pada Ditjen Bimas Islam Kemenag, Arsad Hidayat menambahkan, berdasarkan data hisab awal Ramadhan 1446 H, ijtimak terjadi pada Jumat, 28 Februari 2025, sekitar pukul 07.44 WIB.

 

Pada hari yang sama, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk antara 3 derajat 5,91 hingga 4 serajat 40,96, dengan sudut elongasi antara 4 derajat 47,03 hingga 6 derajat 24,14’.

 

“Dengan kriteria ini, secara astronomi, ada indikasi kuat bahwa hilal akan terlihat. Namun, keputusan akhirnya kita tunggu berdasarkan hasil sidang isbat yang akan diumumkan Menteri Agama,” ujar Arsad.

 

Data hisab ini akan dikonfirmasi melalui proses pemantauan hilal atau rukyatul hilal. Kemenag bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kemenag di berbagai daerah akan melakukan pemantauan hilal di berbagai titik di seluruh Indonesia. Hasil hisab dan rukyat akan dipaparkan pada sidang isbat yang dipimpin menag.

 

“Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1446 H”

 

 

Bagikan berita/artikel ini

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *