Jakarta, DepokPost.Online-Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan, biaya pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya akan lebih murah, dibandingkan dengan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Menurutnya, Presiden Jokowi ingin Kereta Cepat Jakarta-Surabaya diteruskan. “Tadi saya dengar perjanjian dengan China juga jalan, malah bunganya jauh lebih murah dari pada bunga yang ditawarkan negara lain,” ujarnya.
Asumsi tersebut karena pengalaman pemerintah membangun kereta cepat Jakarta-Bandung. Kala itu, megaproyek di sektor transportasi terbebani pembebasan lahan sehingga terjadi pembengkakan biaya atau cost overrun.
Bahkan, tak hanya itu pembangunan terowongan di jalur kereta cepat menuju Surabaya juga minim terowongan, sehingga biaya operasional bisa ditekan.
“Kita berangkat dari pengalaman Jakarta-Bandung, pasti kita bikin lebih murah. Karena dulu masalah tanah, sekarang kita sudah tahu nih kiat-kiatnya, terowongan, yang seminimum mungkin bikin, terowongan misalnya,” tuturnya.
Terkait dengan investor, pemerintah tetap menggandeng atau menjadikan China sebagai mitra kerja dalam proyek kereta cepat Surabaya. Bahkan, wacana soal pembiayaan melalui pinjaman pun sudah mulai dibahas. “Sekarang bicara soal bunganya” kata Luhut.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, proyek tersebut targetnya akan dibangun menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU), utama untuk investor asing. Sebab, proyek tersebut akan memerlukan banyak pembiayaan, sehingga bisa membebankan fiskal negara.
“Saya berharap pemikiran yang berimbang antara pemanfaatan dengan bagaimana penganggaran, kita harapkan bahwa ini menjadi KPBU, swasta asing, sehingga fiskal itu bisa ditanggung bersama dengan kita, kalau kita berhasil melakukan itu pasti banyak pertumbuhan yang baik,” kata Budi Karya.
Lebih lanjut dikatakan, berdasarkan kajian tersebut, diperkirakan waktu tempuh Jakarta-Surabaya hanya 4 jam saja.
“Apabila kereta cepat Jakarta-Surabaya itu jadi, kan kalau ke Bandung itu kan kira kira 140 Km ditempuh sekitar 40 menit sampai Tegalluar, kalau Jakarta-Surabaya kira kira 900 km, ini 4 jam sudah sampai Surabaya,” ujarnya.
Perlu diketahui, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung masih meninggalkan beban cicilan utang yang cukup tinggi. Proyek kereta cepat Whoosh menelan investasi hingga USD7,2 miliar atau setara Rp 114,6 triliun.
Nilai investasi tersebut sebelumnya telah mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar USD1,2 miliar (Rp 19,1 triliun) dari target awal biaya proyek sebesar USD6 miliar (Rp 95,5 triliun).
Sementara, 60 persen dari pembengkakan biaya atau sekitar USD720 juta (Rp11,46 triliun) akan dibayarkan oleh konsorsium dari Indonesia, sementara 40 persen sisanya atau sekitar USD480 juta (Rp 7,64 triliun) akan dibayarkan oleh konsorsium China.
Nilai utang di atas belum termasuk bunga pinjaman yang saat ini belum dikonfirmasi besarannya oleh pemerintah. Adapun, pihak Indonesia menargetkan bisa nego dengan China di bawah 4 persen.
Mengungkap anggaran pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. Saat ini proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya masuk tahap kajian studi kelayakan atau feasibility study.
Menurut rencana, China masih akan terlibat dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya seperti pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Hal ini pernah disampaikan oleh Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi saat melaporkan perkembangan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 24 Juli 2024.
“Lah itu (kereta cepat Jakarta—Surabaya) lagi dibahas dengan China,” ujar Dwiyana. (akn)